ACEH, MUARAENIMONLINE.COM – Dalam rangka mendorong pencapaian program swasembada daging sapi dan kerbau, pemerintah terus mengupayakan berbagai langkah – langkah dalam penguatan program. Salah satu langkah startegis dalam mendorong mencapai swasembada daging adalah dengan melakukan peningkatan jumlah sapi dan kerbau betina bunting.
Salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah kebuntingan sapi dan kerbau betina adalah dengan program Inseminasi Buatan (IB) pada ternak sapi. Inseminasi buatan merupakan teknologi reproduksi tepat guna yang banyak dipilih oleh peternak. Melalui kegiatan IB, penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para peternak.
Rahmat Kartolo, S.Pt., M.Pt adalah salah satu inseminator Dinas Perkebunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Aceh Utara yang bertugas di Kecamatan Muara Batu. Keakraban dan kedekatan Rahmat Kartolo dengan para peternak binaanya sudah tak diragukan lagi, hal ini terlihat dari kedekatannya saat berinteraksi dengan para petani peternak dalam wilyah kerjanya.
‘Saat mendapat informasi bahwa ada salah satu sapi dari warga yang sedang birahi, maka dengan segera dia datang untuk melakukan inseminasi buatan pada sapi milik petani, sambil melakukan IB kesempatan tersebut juga dia manfaatkan untuk memberikan sedikit penyuluhan yang berkaitan dengan manajemen pemeliharaan ternak sapi.
“Rahmat Kartolo dalam wawancaranya dengan awak media mengatakan apabila sapi betina sedang birahi maka harus segera dikawinkan supaya bunting dan beranak. Birahi adalah suatu keadaan dimana sapi betina menginginkan untuk kawin. Birahi diakibatan oleh mekanisme kompleks hormonal sapi betina. Sapi yang sehat dan mendapat pakan yang baik akan sangat berpengaruh baik terhadap sistem reproduksinya. Dalam keadaan demikian sapi akan memiliki siklus birahi yang teratur. Rata-rata siklus birahi sapi betina adalah 21 hari (19 – 23 hari).”
Dari amatan awak media dilapangan saat menyambangi Rahmat Kartolo saat melakukan Inseminasi Buatan pada ternak sapi milik Tgk. M. Jafar salah satu peternak di Gampong Tanjong Keumala Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara, Rahmat Kartolo bekerja begitu profesional dimana sebelum sapi tersebut di IB, beliau terlebih dahulu melakukan pemeriksaan kebuntingan pada ternak sapi supaya tidak terjadi kesalahan fatal dalam melakukan Inseminasi Buatan.
Setelah melakukan IB kemudian dia melakukan pemasangan Eartag Secure QR Code yang terhubung secara digital melalui aplikasi yang bernama “Indentik PKH” melalui HP Android. Pemasangan eartag ini bertujuan untuk memudahkan memudahkan pencatatan dan pendataan, serta seleksi dalam tata laksana pemeliharaan. Pendataan secara digital ini dilakukan untuk memonitoring jumlah populasi hewan, status reproduksi, termasuk hewan ternak sudah divaksin PMK atau belum.
Ayah dua anak yang juga suami dari Ibu Rafika, SP juga mengajak mengajak para peternak untuk memanfaatkan limbah limbah pertanian untuk dijadikan sebagai pakan ternak sapi serta dapat mengoptimalkan lahan yang masih kosong untuk ditanami Hijauan Pakan Ternak agar memudahkan peternak dalam memenuhi kebutuhan pakan hijauan bagi ternak sapi peliharaannya sehingga dapat menghemat waktu serta jumlah ternak yang dipelihara lebih banyak.
Rahmat Kartolo saat ini bertugas di kantor Camat Muara Batu Kabupaten Aceh Utara sebagai Kepala Seksi Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan Sosial (Kasi Kesra). Beliau merupakan salah seorang praktisi peternakan yang saat ini juga menjabat sebagai Pembina Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Saboh Hate Aceh Utara. Selain itu Rahmat Kartolo juga aktif dalam organisasi AINI (Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia) Cabang Aceh.
P4S Saboh Hate merupakan salah satu pusat pelatihan pertanian yang dibina langsung oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara serta Balai Pelatihan Pertanian Jambi (Salah Satu Lembaga Pelatihan di Bawah Kementerian Pertanian).
Dalam kesempatn terakhir “Rahmat Kartolo juga berpesan kepada para peternak agar betul – betul mendeteksi gejala birahi yang tepat serta cepat melaporkan kepada inseminator agar sapinya segera di IB sehingga sapinya cepat bunting dan beranak nantinya”, kata alumni Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh serta Jebolan Magister Ilmu Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
(Hasanuddin)