LPAI Muara Enim Benarkan “Ade Anggara” Idap Penyakit Plek Paru

MUARA ENIM, MUARAENIMONLINE.COM –
Penyakit Plek Paru dari usia 7 bulan telah bersarang ketubuh Ade Anggara yang kini telah berusia 13 Tahun. Ade Anggara (13) beralamat dijalan anggrek RT 02 RW 03 Kelurahan Pasar II Muara Enim Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.

Ade panggilan kecilnya itu telah dinyatakan oleh Dokter mengidap penyakit Plek Paru yang hingga saat ini tak kunjung sembuh dan Ibu Ade Anggara serta keluarga berharap kesembuhan serta bantuan dari Pemerintah untuk meringankan beban ini.

Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kabupaten Muara Enim mengungkapkan bahwa Ade Anggara (13) merupakan anak kedua dari empat bersaudara dengan Ibundanya bernama Harmia seorang Janda yang tinggal di Kelurahan Pasar II Muara Enim.

“Ya, LPAI Muara Enim telah mengunjungi kediaman Ade Anggara (13) , Kini Ade Anggara masih dalam kondisi sakit yang dinyatakan oleh Dokter mengidap penyakit Plek Paru,”ungkap Yeni Fer Oktavianti, dari LPAI Muara Enim (06/09).

BACA:  TNI -Polri Semprotkan Disinfektan Di Lembak

Diceritakan Yeni saat usai mengunjungi Ade Anggara tersebut,bahwa sewaktu usia 7 bulan saat Ayah nya masih hidup telah dinyatakan mengidap penyakit Plek Paru oleh Dokter yang kemudian sempat berobat dan operasi pada usia 1 Tahun namun belum kunjung sembuh hingga saat ini.

“Tiga Minggu Ade Anggara dirawat di rumah sakit Palembang dan hingga sekarang belum sembuh dengan penyakit yang dideritanya,”ujar Yeni dari LPAI Muara Enim.

Sementara ibunda Ade Anggara menjelaskan, bahwa penyakit anaknya yakni penyempitan usus dan harus di operasi dan biaya pengobatan memang ditanggung BPJS Namun karena keterbatasan biaya ongkos makan saat menunggu serta menjaga Ade Anggara selama ini akhirnya memutuskan pulang kerumah,”terang Hermia Ibunda Ade Anggara didampingi Tim LPAI Muara Enim tersebut.

BACA:  Progam Unggulan Ternak Ikan Yonif 126/KC, Tingkatkan Ketahanan Pangan Warga Papua di Tengah Pandemi Covid - 19

Ditambahkan Ibunda Hermia warga Kelurahan Pasar II Muara Enim tersebut, bahwa keterbatasan biaya dan keadaan kondisi keluarga serta tiga anak yang ditinggalkan dirumah bersama neneknya kami memutuskan pulang kerumah di Muara Enim.

“Kami pasrah karena terkait bantuan dari Pemerintah belum ada sama sekali yang ada hanya BPJS dan bantuan pihak Pesantren dimana Ade Anggara belajar disitu,”ungkap Hermia Ibunda Ade Anggara dengan nada sedih tersebut.

“Entah bagaimana nasip Ade kedepan dengan penyakit yang dideritanya karena kami juga harus mengurus biaya kakak dan adik Ade Anggara serta berharap Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan kepada kami,”tutup Ibunda Ade Anggara yang setiap harinya berjualan sayur masak keliling kampung itu.

Laporan :Junai

Facebook Comments


















Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *