Jakarta – Media jarang sekali tangkap aktivitas calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). apa ini merupakan taktik dari bagian strategi tim pemenangan untuk dapatkan jumlah suara di pilkada putaran kedua.
“Itu strategi kita. Masa kita enggak boleh punya strategi?” kata Ketua Tim Sukses Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, Prasetio Edi Marsudi, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 30 Maret 2017.
Prasetio mengatakan, sebenarnya Ahok tetap mengunjungi warga yang sakit. Hari ini misalnya, Ahok ke kawasan Jakarta Selatan mengunjungi orang sakit. “Ada kok (Ahok keluar). Hari ini ke Jakarta Selatan. Ada orang sakit, ngunjungin,” ujar dia.
Bagi Prasetio, tertangkap atau tidak tertangkap oleh media aktivitas Ahok-Djarot bukan masalah besar. Dia tetap optimistis bisa memenangkan pertarungan DKI-1 tahap dua ini.
“Enggak ada bicara merugikan atau menguntungkan. Masyarakat Jakarta cerdas dan punya pilihan. Tinggal dua pasangan, pilih pak Ahok apa pak Anies, begitu saja,” tegas Prasetio.
Strategi kampanye Ahok pada putaran kedua sedikit berbeda. Selain blusukan, kegiatan Ahok tak banyak diliput media. Ahok lebih memilih menyosialisasikan dirinya lewat sosial media.
Melalui akun Instagram resmi Ahok, @basukibtp misalnya, mantan Bupati Belitung Timur ini mengunggah tayangan video untuk mengajak para pendukungnya terus berjuang. Ia juga meminta pendukungnya agar berani menghadapi putaran kedua ini.
Pada video singkat yang diunggah Rabu malam 15 Maret 2017 misalnya, Ahok mengutarakan perjuangan untuk memenangi pesta demokrasi yang sudah di depan mata.Ia pun menambahkan bahkan sempat mengutip lirik lagu bertajuk Kali Kedua yang dibawakan oleh musisi Raisa Andriana.
“Jangan pernah takut, mari kita terus melangkah. Ya, sama kaya lagunya Raisa, Kali Kedua. Ada liriknya tuh, pegang tangan bersama. Kita yakin dengan berpegang tangan bersama kita akan mampu memenangi pilkada putaran kedua,” ujar Ahok.
Strategi kampanye ala Ahok ini sebelumnya dipaparkan Tim Sukses Ahok-Djarot, Raja Juli Antoni. Raja mengatakan elektabilitas pasangan calon nomor urut dua ini menurun lantaran isu agama yang diembuskan lawan politik dari berbagai sisi.
Meski begitu, kata dia, Ahok tetap tak terganggu dan berupaya menjaring suara-suara dari swing voters di beberapa titik di DKI Jakarta. Bahkan, saat ini kegiatan kampanye Ahok maupun Djarot tak selalu didampingi media.