Kejujuran Publik Kunci Penting Pemimpin Jakarta

Jakarta – Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengingatkan kembali akan pentingnya aspek integritas dan kejujuran bagi seluruh calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Ia mengatakan, bahwa pemimpin Jakarta harus memiliki kejujuran publik.

“Kejujuran seorang pemimpin sangat penting. Karakter seperti ini harus dikedepankan,” ujar Hasto seusai acara “Silaturrahmi Kebangsaan Bersama Para Khatib dan Simpul Masyarakat Madura se-DKI untuk Gubernur DKI Pelayan Warga dan Umat Islam DKI” di Nam Center Hotel Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (26/3).

Ungkapan itu disampaikan Hasto ketika ditanya wartawan tentang sikap calon wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno masih mangkir dari panggilan polisi guna dimintai keterangan atas kasus laporan penipuan tanah.

“Apa yang disampaikan oleh seorang pengusaha yang menjadikan Sandiaga Uno bagaikan anak sendiri dan menyekolahkannya, namun kemudian merasa ditipu, harus dilihat dalam perspektif karakter pemimpin. Budaya timur, begitu menghargai hubungan budi pekerti dan tolong menolong seperti itu. Karena itu, klarifikasi atas masalah tersebut menjadi penting, sehingga ketika ada kesan Pak Sandiaga Uno menghindar panggilan polisi tentu menimbulkan berbagai tafsir atas kebenaran persoalan tersebut,” kata Hasto.

BACA:  Safari Digital SMSI dengan Ketum MUI Jatim, Samakan Persepsi Menolak RUU HIP

Menurutnya, seorang calon pemimpin harus diuji dan diukur rekam jejaknya. Mereka pun harus terbuka dan mengedepankan kejujuran publik. Hasto pun menyampaikan berbagai masukan dari berbagai tokoh, yang mengatakan betapa berbahaya apabila ada seorang pemimpin yang melakukan “rekayasa keuangan” dengan karakter yang tidak terpuji, seperti menipu sahabat atau orangtua angkatnya sendiri.

“Bayangkan, lebih dari Rp 65 triliun APBD DKI Jakarta dan aset pemda yang luar biasa. Anggaran dan aset yang begitu besar tersebut jika ada di tangan pemimpin yang tidak jujur, bisa saja dilakukan rekayasa keuangan tertentu, hingga akhirnya berpindah tangan. Pengalaman pengusaha yang orangtua angkat itu harus dijawab langsung oleh Pak Sandi agar tidak menimbulkan prasangka,” ujarnya.

Atas dasar hal tersebut, Hasto menegaskan agar Sandi sebaiknya memenuhi panggilan polisi dan taat pada mekanisme hukum sebagaimana telah dilakukan oleh calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan calon wakil gubernur Sylviana Murni.

BACA:  Diminta Warga Mundur! Ini Jawaban Kades Sumber Rahayu

“Kami meyakini bahwa polisi bertindak adil. Buktinya, Pak Ahok dan Bu Sylvi beberapa kali memenuhi panggilan polisi,” ujarnya. Ketaatan pada hukum, ujar Hasto, adalah kewajiban setiap warga negara, sama pentingnya dengan sikap jujur pada masyarakat.

“Sikap Pak Sandiaga yang belum bersedia hadir memenuhi panggilan polisi tersebut patut disayangkan. Sekali lagi, persoalannya bukan pada besaran kerugian akibat pemalsuan sertifikat sebagaimana dituduhkan. Akar persoalannya adalah karakter pemimpin. Saya khawatir, kalau keluarga sendiri saja merasa ditipu, bagaimana dengan masyarakat. Ini menyangkut karakter,” ujarnya.

Hasto pun menegaskan, segala hal yang terkait dengan karakter dan moralitas mestinya secara sigap diklarifikasi agar tidak menjadi isu liar. Kalau tidak diklarifikasi, maka persoalan yang terkait karakter, kejujuran dan moralitas ini bisa membawa masalah di kemudian hari.

“Patut dikhawatirkan, pengelolaan pemerintahan di Ibu Kota Jakarta yang sangat besar itu, nantinya bisa diperlakukan sama,” katanya.

Facebook Comments


















Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *