Jakarta – Stroke pada umumnya dikenal sebagai penyakit orang tua. Penyakit degeneratif ini lebih rentan terjadi pada usia lanjut karena berhubungan dengan menurunnya fungsi organ tubuh. Tapi, stroke atau penyumbatan pembuluh darah pada otak ternyata juga menyerang bayi baru lahir hingga usia prasekolah karena defisiensi vitamin K.
Ahli Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSCM dr Wismaji Sadewo mengatakan, defisiensi vitamin K menyebabkan pembuluh darah rapuh, sehingga mudah pecah. Vitamin K adalah golongan vitamin yang larut dalam lemak yang ditemukan dalam berbagai bahan makanan, sayuran dan biji-bijian. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah dan kesehatan tulang.
Gejala awal yang ditimbulkan, antara lain kelumpuhan pada bagian tubuh tertentu, seperti salah satu tangan, muntah-muntah, bayi rewel, ubun-ubun menonjol, dan kesadaran menurun. Berbeda dengan dewasa, stroke pada bayi kerap tersembunyi dan sulit terdeteksi, karena bayi tidak bisa berbicara, sementara kesadaran dan pengetahuan orang tua maupun tenaga medis sendiri tentang stroke ini sangat minim. Inilah yang membuat stroke pada bayi kerap disebut sillent killer.
“Anak menangis dianggap normal, dan dibiarkan diam sendiri. Padahal dia membutuhkan pertolongan. Ketika di CT-Scan baru terlihat banyak darah menumpuk di otak,” kata Wismaji pada edukasi media bertema “Center Of Excellence Update” di Jakarta, Jumat (17/3). Hadir pula dokter spesialis ortopedi dan traumatologi RS Premier Bintaro dr Sapto Adji.
Lanjut Wismaji, stroke ini rentan terjadi pada pada ibu hamil yang tidak kontrol rutin dan kurang asupan suplementasi vitamin K. Selain itu, karena cacat bawaan pembuluh darah, nutrisi tidak seimbang dan infeksi saat kehamilan serta trauma kecelakaan selama kehamilan maupun persalinan.
“Stroke pada bayi tidak terlihat atau terdeteksi saat kehamilan. Karena itu pencegahan adalah cara terbaik, yaitu dengan asupan vitamin K yang cukup saat kehamilan,” katanya.
Jika melihat gejala awal stroke, bayi harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan neurologi lengkap. Intervensi stroke pada bayi sama dengan orang dewasa, tergantung penyebabnya.
Prevalensi stroke bayi hampir sama dengan orang dewasa. Di Indonesia ada sekitar 10-12 per mil per tahun, atau dari 200 juta jiwa penduduk ada 210 penderita stroke setiap tahun. Stroke tertinggi ada di Sulawesi Utara (10,8 per mil), Yogyakarta (10,3) Bangka Belitung dan DKI Jakarta 9 per mil.
Di RSCM saja, tiap tahun ada 300 pasien stroke dewasa dengan kasus terbanyak pada perempuan, yaitu 4 banding 1. Angka kematian stroke pada bayi pun hampir setinggi dewasa bila tidak cepat tertangani. Stroke adalah penyebab kematian utama di Indonesia.
Kabar baiknya, stroke pada bayi tidak berlaku periode emas (golden time) 6 jam. Karena elastisitas otak bayi masih bagus, sehingga hasil intervensi jauh lebih bagus dibanding orang dewasa asalkan terdeteksi dengan cepat. Pada beberapa kasus anak dengan stroke bisa tumbuh normal hanya dengan separuh otak.
Sedangkan pada dewasa, stroke akibat penyumbuatan pembuluh darah harus ditangani sebelum 6 jam sejak terjadi serangan. Sebelum 6 jam pasien sudah harus mendapat pertolongan di rumah sakit yang menerapkan ukuran kinerja terpilih (Key Performance Indicators/KPI). Mulai dari pasien masuk ke rumah sakit sampai ditangani tidak boleh lebih dari 1 jam. Ketika pasien masuk dalam 10 menit pertama harus masuk ke MRI dan CT-Scan, menit ke 30 bertemu dokter saraf, menit 40 dokter bedah dan dokter saraf menyiapkan mesin, dan menit ke 60 sudah tindakan.
“Pasien stroke dewasa harus sesegera mungkin sampai di rumah sakit. Apabila , penyumbatan bisa ditangani dengan pengencer darah, tetapi otak tetap mati dan cacat permanen,” katanya.
Namun, karena sulitnya akses ke rumah sakit menyebabkan sebagian besar pasien kadang terlambat ditangani. Beberapa pasien sudah berupaya sampai tepat waktu, tapi rumah sakit justru tidak siap. Di Indonesia, prosedur KPI hanya diterapkan oleh beberapa rumah sakit yang sudah terakreditasi Joint Commission International (JCI), di antara RSCM, Siloam Hospitals Lippo Village, dan RS Premier Jatinegara.