Sumedang – Proyek pembangkit yang memanfaatkan air Waduk Jatigede ini memakan biaya sebesar USD140 juta. Jalannya progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede berkapasitas 2×55 megawatt (mw) baru 19 persen.
“Progres pembangunan PLTA Jatigede saat ini mencapai 19,04 persen dengan investasi sebesar USD140 juta,” ujar Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN Nasri Sebayang di PLTA Jatigede, Sumedang, Kamis 6 April 2017.
Adapun Konstruksi yang sedang dalam tahap pembangunan di antaranya Adit Tunnel No. 1 and 2, Power Station Silo 1 and 2, Tailrace Surge Shaft, Tailrace Tunnel, Surge Shaft section 2 dan Bifurcation at Silo 2.
Selain guna membantu sistem kelistrikan Jawa-Bali, kata Nasri, PLTA Jatigede juga dibangun untuk memasok listrik Gardu Induk (GI) Sunyaragi (Cirebon), GI Rancaekek (Bandung) dan GI Bandara Internasional Jawa Barat (Kertajati).
“Untuk mengurangi beban SUTT 150 kV Sunyaragi-Rancaekek. Untuk meningkatkan green energy mix di sistem Jawa-Bali, menurunkan biaya pokok produksi keseluruhan karena penggunaan energi air, dan estimasi BEP adalah 5 sampai 6 tahun,” terangnya.
PLTA ini terletak di Kabupaten Sumedang yang meliputi Kecamatan Jatigede (Desa Kadujaya, Desa Cijeungjing, dan Desa Karedok) dan Kecamatan Tomo (Desa Cipeles).
Dari dua kecamatan tersebut, PLN membebaskan lahan masyarakat seluas ± 88,75 hektar dan lahan kehutanan seluas ± 52,78 hektar sehingga seluruh luas lahan yang diperlukan untuk pembangunan PLTA Jatigede adalah ± 141.53 hektar.