Kajian QITO, Rizky; Kesenjangan Sosial Masyarakat Sumatera Selatan

CIPUTAT- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) QITO kembali menggelar diskusi publik dengan Mahasiswa asal Sumsel se Jabodetabek dengan mengusung Grand tema “Mau Di Bawa Kemana Sumatra Selatan 2018?” Diskusi tersebut dengan titik Fokus mengenai Kesenjangan Sosial Masyarakat Sumsel.

Kegiatan Rutin LSM QITO tersebut berlangsung cukup meriah dengan didatangkannya Aktivis Muda yang berasal dari Sumsel. Adapun Narasumbernya ialah Rizky Ade Kurniawan selaku Koordinator Mahasiswa Musi Rawas Jabodetabek.

Berbicara terkait kesenjangan sosial pada masyarakat daerah sangatlah menarik, sebelumnya kita juga ketahui bahwa masyarakat daerah sebagian besarnya adalah petani hidup dengan hasil tani.

Masyarakat daerah yang notabenenya adalah petani sangat merasakan betul bagaimana harga jual hasil tani yang tidak pernah stabil karena terhambatnya transfomasi menuju kota.

BACA:  Panwaslu Kabupaten Muara Enim Adakan Deklarasi Tolak Politik Uang dan Politisasi Sara

“Faktor kesenjangan masyarakat daerah sebenarnya satu, yaitu dari tidak meratanya pembangunan infrastruktur. Seperti pembangunan jalan yang kurang diperhatikan oleh pemerintah, sering kali kita dapati masih banyaknya jalan kuning di daerah nah faktor inilah yang membuat macetnya perekonomian. Bagaimana tidak dengan jalan yang kurang memadai otomatis harga barang pokok tinggi, sedangkan pemasukan masyarkat berbanding terbalik”, ungkapnya saat di forum diskusi, di ngopi kuy cafe. Minggu, (10/12/17).

Persentase penduduk miskin Sumsel
2011 : 13,95
2012 : 13,48
2013 : 14,06
2014 : 13,62
2015 : 14,25

Jumlah penduduk miskin Sumsel 2011 – 2016
Perkotaan :
409.145 (2011)
388.652 (2012)
384.773 (2013)
367.121 (2014)
390.870 (2015)
374.527 (2016)

BACA:  Koramil 404-06/Semende Gelar ApelĀ  dan Patroli Menjelang Malam Tahun Baru

Pedesaan :
665.662(2011)
668.379(2012)
725.600(2013)
733.700(2014)
754.758(2015)
725.665(2016)

Angka kemisikinan masyarakat Sumsel terutama masyarakat yang berada didaerah berdasarkan data dari BPS setiap tahunnya semakin bertambah, “saya selalu melihat presentase dari BPS bahwa angka kemiskinan di sumsel setiap tahunnya bukan malah berkurang tapi malah bertambah, terkhusus di daerah-daerah pedesaan saya juga turut merasakan langsung bagaimana kesenjangan sosial itu terlihat jelas. Diikuti dengan persentase penduduk miskin yang mencapai angka tertinggi di 5 tahun terakhir berdasarkan data BPS, Ini apa Faktornya? Bagaimana tindakan dari pemerintah untuk mengatasi ini, menurut saya perlu dipertanyakan kinerja pemerintah saat ini”, tambahnya.

 

-Novri-

Facebook Comments


















Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *