Pagaralam (muaraenimonline.com) – Di awal tahun 2010 Walikota Pagaralam waktu itu Bpk Drs. H. Djazuli Kuris memulai pembangunan bandara di Kelurahan Atung Bungsu, Kecamtan Dempo Selatan, Kota Pagaralam.
Nama Atung Bungsu itu sendiri diambil dari nama nenek moyang leluhur suku Besemah, suatu Suku Melayu mayoritas mendiami Labupaten disekitar Gunung Dempo , tersebar sampai ke Bengkulu dan Propinsi Lampung.
Awal pembangunan fisik bandara, banyak tantangan dan cemo’oh dan ocehan bernada sinis yang dialamatkan kepada Walikota, seperti ;
~ menghamburkan uang rakyat,
~ siapa yang akan diangkut,
~ apa ada pesawat yang mau ke Pagaralam,
~ dll ocehan bernada sinis.
Tapi Pak Walikota terus melaju dengan apa yang telah dicita-citakan, tentunya dengan berbagai kendala , seperti ;
~ keterbatasan anggaran,
~ kesulitan pembebasan tanah,
~ kritikan yang tiada henti,
Pertimbangan Pak Walikota untuk tetap pada tekatnya membangun bandara di wilayahnya adalah ;
~ Pagaralam juah dari ibu kota propinsi (Palembang) dan jauh juga dengan ibu kota negara (Jakarta) kalu ditempuh lewat darat, ke Palembang 7,5 jam ke Jakarta 2 hari, itu pun kalau kondisi jalan tidak rusak.
~ Pagaralam punya potensi alam uang indah ; pegunungan, perbukitan, sungai, tebing nan curam,air terjun, batu megalit,
~ penghasil sayur yang pitensil,
~ penghasil hortikultura,
~ penghasil bunga,
~ dan makanan cita rasa,
Lebih dari pada itu walaupun penduduk Pagaralam kurang dari 200 Ribu jiwa, tapi Pagaralam bertetangga dekat dengan Kabupaten Lahat, Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Muaraenim yang kesemuanya belum ada bandara.
Alahamdulillah dengan dana APBD Pagaralam bertahap dan bantuan Pemerintah Pusat , Bandara Pagaralam mulai Uji Coba didarati Pesawat kecil pada awal tahun 2013, kemudian berhenti untuk selanjutnya dilakukan pembangunan gedung terminal dan sarana pendukung lainnya,
Tahun 2015 s/d sekarang susah rutine dilayani oleh Maskapai Trans Nusa dan Wing Air seminggu antara 3 s/ d 6 kali , dan saat padat pernah terjadi sehati 3 x penerbangan , route ;
~ Pagaralam – Jakarta
~ Pagaralam Palembang.
Dan hanpir semua kurai terisi.
Dengan waktu tempuh ke Jakarta kisaran 65 sd 70 menit, ke Palembang bekisar 25 sd 30 menit.
Dengan adanya penerbangan ini Masyarakat Kota Pagaralam, Lahat, Empat Lawang, Bengkulu Selatan, Kaur, dan Muara enim merasa sangat tertolong,
Harapan masyarakat adalah ;
~ penerbangan rutin setiap hari
~ tidak ada pembatalan penerbangan
~ perpanjangan landasan supaya pesawat lebih besar dapat mendarat,
~ penurunan biaya ticket karena ticket saat ini dianggap masih mahal,
~ perbaikan fasikitas pendukung , seperti ; gedung terminal, kantin, taman, sarana keamanan penerbangan
~ jalan menuju ke bandara yang masih berlubang, tidak terawat.
Lebih dari itu adalah adanya keluhan masyrakat atas ketidak adilan dalam pembayaran ganti rugi tanah ;
~ ada ganti rugi tanah yang belum dibayar sampai hari ini,
~ ketidak jelasan perhitungan dan besarnya ganti rugi.
Tanah yang dipakai untuk membangun bandara dan jalan menuju bandara adalah tanah rakyat yang dimiliki secara turun temurun yang digunakan untuk kebun dan sawah.
Semoga Pagaralam bertambah maju,
Susno Duadji
——————-
~ Ketua Umum TP Sriwijaya,
~ Ketua Komite Pantau Pengawas Pertanian Indonesia
~ Penasehat Syarekat Dagang-SI
~ Penasehat muaraenimonline.com